Minyak wijen berasal dari biji wijen panggang atau mentah, yang kaya akan vitamin, mineral, protein, dan serat. Namun, tinjauan studi tahun 2020 yang mengamati efek minyak wijen pada kesehatan kita menemukan bahwa ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa minyak wijen dapat meningkatkan biomarker tertentu (kadar dalam darah kita yang mengindikasikan risiko terkena penyakit tertentu). Namun, basis buktinya lemah, dan diperlukan lebih banyak penelitian.
5. Minyak Canola
Minyak canola yang berasal dari bunga kuning cerah dengan nama yang sama, memiliki kadar lemak jenuh yang rendah, lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda yang tinggi, termasuk asam oleat. Salah satu tinjauan bukti terhadap penelitian yang meneliti manfaat kesehatan terkait minyak canola menyimpulkan bahwa minyak canola dapat membantu mengurangi kolesterol dan risiko terkena diabetes tipe dua dibandingkan dengan makanan tinggi lemak lainnya. Secara keseluruhan, mereka menyimpulkan, ini bisa menjadi tambahan positif bagi pola makan kita.
Namun, pada tahun 2017, para ilmuwan mempublikasikan temuan mereka setelah memberikan makanan kaya minyak kanola kepada tikus, dan menyimpulkan bahwa berat badan mereka bertambah jauh lebih banyak dibandingkan tikus yang menjalani diet bebas minyak kanola. Hal ini juga menyebabkan berkurangnya ingatan tikus yang mengonsumsi minyak canola. Mereka menyimpulkan bahwa temuan mereka tidak mendukung penelitian lain yang menunjukkan bahwa rutin mengonsumsi minyak canola dapat bermanfaat bagi kesehatan kita.