Sebelumnya, muncul pula kekhawatiran bahwa penempatan siswa nakal dalam satu barak dapat menciptakan lingkungan homogen yang memunculkan geng baru atau kelompok solidaritas yang tidak sehat. Alih-alih memperbaiki perilaku, program ini bisa memperkuat ikatan negatif di antara siswa yang bermasalah.
Dengan berbagai catatan tersebut, para pemerhati anak dan pendidikan mendesak agar kebijakan semacam ini dikaji ulang secara mendalam dengan melibatkan ahli psikologi, pendidik, serta aktivis perlindungan anak.