Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki meyakini pembangunan pabrik minyak makan merah tidak bakal merugi karena sudah terintegrasi dari perkebunan, produksi (pabrik), hingga beredar di pasaran dengan mendapatkan izin edar.
"Jangan takut tidak laku, karena sudah banyak pengusaha yang mendengar tentang minyak makan merah ini. Di antaranya, pengusaha asal Malaysia," ujar MenKopUKM Teten Masduki, pada acara peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik kelapa sawit dan minyak makan merah di KUD Sumber Makmur, Desa Bukit Gajah, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, Jumat (12/7).
Bahkan, kata Teten, pemerintah sudah menetapkan bahwa keberadaan pabrik minyak makan merah hanya dimiliki koperasi, bukan oleh usaha besar."Oleh karena itu, penting bagi koperasi untuk mengelola pabrik secara profesional," tegas Teten. Teten menegaskan, pihaknya akan melakukan pelatihan dan pendampingan bagi koperasi agar mampu mengelola pabrik secara profesional."Kalau ada pengurus yang memiliki kemampuan profesional, silakan. Kalau tidak ada, rekrut dari luar," ujar Teten.
Intinya, Teten menginginkan eksistensi pabrik minyak makan merah harus kompetitif."Jadi kita harus menyiapkan SDM yang baik dan kompeten dalam mengelola pabrik," ujar Teten. Teten juga berharap pabrik minyak makan merah milik koperasi ini menjadi sarana petani sawit untuk naik kelas."Jangan jadi petani terus, tapi harus sudah menjadi industriawan," ujar Teten.