Jakarta — Industri film horor Indonesia kembali diramaikan dengan kehadiran karya terbaru berjudul “Sosok Ketiga: Lintrik”, sebuah film yang sejak trailer perdananya dirilis sudah membuat warganet heboh karena nuansa mistisnya yang pekat dan desain horornya yang terasa sangat lokal. Film ini menjadi bagian dari semesta horor Sosok Ketiga, namun kali ini menghadirkan kisah yang berdiri sendiri dengan ketegangan baru yang lebih gelap dan lebih psikologis.
“Sosok Ketiga: Lintrik” disebut menggabungkan elemen horor tradisional Jawa dengan drama keluarga yang rumit, membawa penonton masuk ke dalam spiral misteri di mana batas antara makhluk gaib dan ketakutan manusia semakin kabur. Dalam film ini, istilah “Lintrik” merujuk pada sosok makhluk penjaga—entitas kuno yang dipercaya menjaga rahasia besar sebuah keluarga, namun berubah menjadi teror ketika keseimbangan itu diganggu.
Film ini mengikuti perjalanan Raras, seorang perempuan muda yang baru saja kehilangan ibunya, Sri Wening, secara misterius. Setelah kecelakaan yang terasa janggal, Raras pulang ke kampung halaman ibunya di sebuah desa terpencil bernama Kedungpitu. Di sanalah serangkaian kejadian aneh mulai terjadi: suara langkah tengah malam di depan pintu, aroma bunga sedap malam yang muncul tiba-tiba, hingga kemunculan bayangan perempuan berjari panjang yang mengikuti Raras ke mana pun ia pergi.
Dalam catatan harian peninggalan ibunya, Raras menemukan kata “Lintrik” ditulis berulang-ulang. Ia kemudian mengetahui bahwa Lintrik bukan sekadar mitos desa, tetapi makhluk penjaga yang terikat pada garis keturunan keluarganya. Makhluk itu selama ini menjaga rahasia gelap terkait perjanjian yang dibuat Sri Wening puluhan tahun lalu—perjanjian yang kini menagih kembali.