Tampang.com | Di tengah minimnya partisipasi pria dalam program keluarga berencana (KB), kisah Didi Santosa memberikan perspektif berbeda tentang keberanian, kesadaran, dan cinta dalam membangun keluarga.
Vasektomi Masih Diminati Secara Terbatas
Meskipun pria dapat menjadi peserta aktif dalam program KB, angka partisipasinya di Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan data Statistik Pemuda Indonesia 2023, hanya sekitar 0,04 persen pria yang memilih vasektomi sebagai metode kontrasepsi. Tingkat partisipasi yang minim ini sebagian besar disebabkan oleh stigma, kesalahpahaman medis, serta rendahnya edukasi seputar prosedur ini.
Didi Santosa: Ketika Keputusan Datang dari Kesadaran dan Cinta
Didi Santosa, seorang pria yang membagikan pengalamannya melalui platform media sosial Thread, menjadi contoh nyata bagaimana keputusan vasektomi bisa dilandasi oleh kesadaran, tanggung jawab, dan saling menghargai dalam hubungan rumah tangga.
“Keluarga kami sudah lengkap, dan setelah diskusi panjang dengan istri, kami merasa ini langkah yang paling bertanggung jawab buat masa depan,” tulis Didi.
Didi menegaskan bahwa keputusan ini tidak diambil secara tergesa-gesa. Proses pertimbangan berlangsung selama dua tahun, termasuk berkonsultasi dengan empat tenaga medis berbeda.
Berawal dari Masalah Kontrasepsi Istri
Sebelum memutuskan vasektomi, pasangan ini menggunakan IUD sebagai alat kontrasepsi. Namun, penggunaan IUD menimbulkan komplikasi: terjadi pergeseran alat yang menyebabkan pendarahan pada sang istri.