Pada tahun 2023, Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, menyatakan bahwasanya laba bersih setelah pajak perusahaan ini mengalami peningkatan sebesar 17% dibandingkan dengan mencapai laba bersih pada tahun 2022 yang tercatat sebesar US$ 3,81 miliar.
"Terlihat pencapaian profitabilitas perusahaan meningkat 17%. Terlihat berbagai upaya dari kinerja operasional di tengah melemahnya parameter yang menjadi revenue driver kinerja Pertamina, kita tetap berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan sebesar 17%, di mana kita berhasil membukukan laba bersih meningkat dari US$ 3,81 miliar pada 2022 menjadi US$ 4,44 miliar atau equivalent sebesar Rp 62 triliun ini untuk laba entitas induk, kalau untuk laba total sebetulnya sekitar Rp 72 triliun," papar Emma di Komisi VI DPR RI, Rabu (12/06/2024).
Emma juga menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian kondisi global, Pertamina mampu meningkatkan kinerja operasional, terutama terlihat dari produksi migas yang meningkat sebanyak 8%. Peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai strategi yang telah dijalankan perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar migas yang begitu kompleks.
Untuk mencapai pencapaian laba bersih yang fantastis tersebut, Pertamina terus melakukan berbagai upaya dan inovasi dalam operasional perusahaannya. Melalui peningkatan produktivitas dan efisiensi, Pertamina mampu memperlihatkan perbaikan yang signifikan dalam kinerja operasionalnya. Hal ini juga sejalan dengan upaya pengembangan sumber daya manusia di dalam perusahaan serta pendalaman kerjasama di berbagai bidang usaha, seperti pengeboran, pengolahan, hingga distribusi migas.