Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap rentetan gempa selama sebulan terakhir di Sumatera Barat semakin memperbesar tingkat kerawanan daerah tersebut dilanda bencana tanah longsor. Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menyatakan periode aktivitas gempa kerak dangkal sesar aktif (shallow crustal earthquake) terpantau sangat aktif di Sumatera Barat selama bulan April-Mei.
Selama periode tersebut, terdapat lebih dari 35 gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumbar dengan rata-rata kekuatan 3 magnitudo. Meskipun kecil, dampak ikutan gempa ini termasuk tanah longsor, runtuhan batuan, dan banjir bandang jika longsoran menyumbat daerah aliran sungai.
Menurut Daryono, wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang di Sumbar menjadi sasaran kerawanan dampak bencana, karena tingkat aktivitas kegempaan yang cukup tinggi disertai dengan curah hujan tinggi. Stasiun Iklim Cincin Sumbar melaporkan daerah Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang mengalami curah hujan 74,9 mm/hari yang masuk dalam kategori lebat. Hal ini memicu banjir bandang atau galado yang menewaskan puluhan warga pada Sabtu (11/5) malam.