Lebih jauh, Zuckerberg mengkritik kebijakan eksklusivitas Apple, seperti pada produk AirPods. Ia menyebutkan bahwa Apple secara sengaja mempersulit pengembang lain untuk menciptakan produk yang dapat terhubung secara optimal dengan perangkat iPhone.
"Mereka membuat produk seperti AirPods yang terlihat keren, tetapi pada saat yang sama, mereka membatasi pengembang lain untuk menciptakan sesuatu yang dapat berfungsi sebaik itu di ekosistem mereka," ungkapnya.
Apple sering berdalih bahwa kebijakan tersebut bertujuan melindungi privasi dan keamanan pengguna. Namun, Zuckerberg menilai argumen ini tidak sepenuhnya valid. Ia menyebut bahwa Apple seharusnya fokus pada pengembangan protokol keamanan yang lebih baik dan menggunakan enkripsi, alih-alih membatasi akses pihak ketiga.
"Jika Anda tidak membangun sistem keamanan yang andal, maka ekosistem Anda tidak aman. Namun, Apple justru menggunakan alasan ini untuk membenarkan mengapa hanya produk mereka yang mudah terhubung ke iPhone," tambah Zuckerberg.
Potensi Dampak pada Meta
Dalam wawancara tersebut, Zuckerberg juga mengungkapkan bahwa jika Apple berhenti menerapkan aturan yang ia anggap "aneh," laba Meta dapat meningkat hingga dua kali lipat.
Sebagai CEO Meta, ia melihat kebijakan Apple di App Store sebagai hambatan besar, terutama karena perusahaan seperti Meta bergantung pada platform tersebut untuk mendistribusikan aplikasi mereka. Biaya dan aturan yang diberlakukan Apple dianggap membatasi ruang gerak pengembang lain, sehingga menekan potensi keuntungan mereka.
Pandangan terhadap Vision Pro
Selain menyoroti kebijakan umum Apple, Zuckerberg juga mengomentari produk terbaru mereka, Vision Pro, sebuah headset realitas campuran yang mendapat tanggapan beragam di pasar Amerika Serikat.