Di sisi lain, Golkar tidak memiliki kader karismatik yang dapat membantu kampanye Demul. Kondisi ini berbeda dengan parpol-parpol besar lainnya seperti Demokrat yang memiliki SBY dan AHY, Gerindra dengan Prabowo-nya, PDIP dengan Megawati-nya.
Turunnya Setnov justru berpotensi menjadi racun bagi Demul. Ini mirip dengan Yance yang terbebani dengan isu semburan lumpur Lapindo yang menyangkut nama ARB.
Harus diakui, Demul memiliki segudang prestasi dan kemampuan yang mempuni untuk memimpin Jabar. Warga Jabar pastinya membutuhkan sosok pemimpin sekaliber Demul yang juga dikenal sebagai pemimpin yang menaruh perhatian pada budaya Sunda.
Sayangnya, Pilgub Jabar bukan ajang "Cerdas Cermat" yang mengadu kemampuan pesertanya. Pilgub Jabar adalah panggung glamor politik nasional.