Masalahnya lagi, bagi Demul, PDIP tidak memiliki jagoan internal yang layak dihadapkan melawan Demiz ataupun Emil. Di sisi lain, PDIP, khusunya Megawati dan Jokowi, memiliki kedekatan dengan Emil yang menurut sejumlah survei dapat mengimbangi elektabilitas Demiz.
Belum cukup sampai di situ, PDIP saat ini tengah haus kemenangan pasca rontoknya jagoan-jagoan PDIP di sejumlah Pilkada 2017. Karenanya, peluang Emil untuk mendapat dkungan PDIP lebih besar ketimbang Demul. Belum lagi, Nasdem yang dikenal sebagai parpol terdekat PDIP sudah mendeklarasikan pencalonan Emil pada Maret 2017 lalu.
Masalah berat lainnya adalah status tersangka yang melekat pada Ketua Umum Golkar Setya Novanto. Dengan statusnya itu, Setnov bakal jadi pintu masuk untuk menghabisi Demul.
Status Setnov ini juga yang dapat membuat PDIP menjaga jarak dari Golkar. Sebab, bagaimana mungkin dalam ajang yang bakal menarik perhatian media, elit-elit PDIP terekam bergandean tangan dengan Setnov.