Perhatikan Judul dan Nada Berita: Hoaks sering menggunakan judul yang sensasional, provokatif, atau memancing emosi (misalnya, sangat marah, sangat takut, sangat gembira). Nada tulisannya pun seringkali tendensius, memihak, atau mengandung opini tanpa dasar fakta. Berita yang kredibel umumnya memiliki judul yang informatif dan nada yang objektif.
Cari Kejanggalan dalam Detail: Apakah ada kesalahan ejaan, tata bahasa yang buruk, atau format yang tidak rapi? Media profesional biasanya melewati proses editorial ketat. Periksa juga tanggal publikasi; hoaks sering kali mendaur ulang berita lama atau peristiwa yang sudah lewat dan menyajikannya seolah baru.
Periksa Fakta dan Data: Apakah angka atau statistik yang disebutkan masuk akal? Apakah ada kutipan dari ahli atau narasumber? Hoaks sering mengutip "sumber yang tidak disebutkan namanya" atau "para ahli mengatakan" tanpa identitas jelas. Cari tahu apakah klaim tersebut didukung oleh bukti konkret.
Validitas Gambar atau Video: Jangan mudah percaya pada gambar atau video. Teknologi saat ini memungkinkan manipulasi visual yang sangat canggih (deepfake). Gunakan pencarian gambar terbalik (misalnya Google Reverse Image Search atau TinEye) untuk melihat apakah gambar tersebut pernah muncul di konteks lain atau merupakan editan.
3. Bandingkan dengan Sumber Lain yang Terpercaya
Salah satu cara paling efektif untuk memverifikasi kebenaran sebuah informasi adalah dengan membandingkannya dengan berita dari beberapa sumber terpercaya lainnya. Jika sebuah peristiwa penting memang terjadi, media-media berita besar yang kredibel pasti akan melaporkannya.
Multisumber: Cari liputan tentang topik yang sama di minimal dua atau tiga media massa arus utama yang sudah terbukti integritasnya. Jika hanya satu sumber yang tidak jelas yang melaporkan sesuatu yang sangat luar biasa, patut dicurigai.