Rakyat semakin muak dan marah dengan DPR dan dinasti Jokowi yang dinilai merusak demokrasi dan memonopoli kekuasaan. Kecewa dengan tindakan mereka, banyak yang berharap agar mereka tidak mendapatkan tempat di surga. Ini mencerminkan rasa frustrasi terhadap ketidakadilan dan pembegalan konstitusi.
Politik Dinasti Jokowi, Berbahayakah?
Gibran Rakabuming Raka, Bobby Nasution, dan Kaesang Pangarep seharusnya belajar dari Joko Widodo dalam membangun karier politik mereka. Jokowi memulai perjalanannya dari bawah sebagai wali kota, kemudian menjadi gubernur, dan akhirnya presiden.
Ia tidak berasal dari keluarga penguasa, bukan bagian dari partai politik, militer, atau media besar, dan tidak memiliki kemudahan yang sering dimiliki oleh para calon pemimpin lainnya. Jokowi membuktikan bahwa kekuasaan harus diperjuangkan dari bawah dengan integritas dan kerja keras.
Namun, situasi berbeda terjadi dengan anak-anak Jokowi. Seakan-akan memuluskan jalan karir politik anak-anaknya, Gibran, bahkan terpilih sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029, mendampingi Prabowo Subianto.
Padahal, Gibran sebelumnya tidak memenuhi syarat usia untuk menjadi capres-cawapres, tetapi aturan Mahkamah Konstitusi (MK) diubah sehingga memungkinkan Gibran maju dalam Pilpres. Karier politik Gibran tergolong baru, dimulai dari menjadi Wali Kota Solo pada 2020 dengan dukungan besar dari PDIP.