Film animasi teranyar berjudul "Panji Tengkorak" telah melalui proses produksi yang panjang dan komprehensif selama hampir tiga tahun, melibatkan sekitar 250 tenaga ahli dari berbagai bidang. Sutradara Daryl Wilson, dalam keterangan pers yang diberikan pada Selasa lalu, menjelaskan bahwa tim yang bekerja di belakang layar ini terdiri dari berbagai profesional, termasuk penata kamera (DOP), penulis naskah, desainer properti, serta spesialis efek visual.
Daryl menekankan bahwa setiap aspek film ini dibangun dengan ketelitian yang tinggi. Dari segi properti hingga pencahayaan, dari penulisan cerita hingga penggambaran animasi, semua dikerjakan oleh individu yang sangat berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. "Kami sangat memperhatikan setiap detail dan memastikan setiap elemen berkontribusi pada keseluruhan kualitas film," ungkapnya. Ia menambahkan bahwa inspirasi dan dedikasi dari semua personel sangat berperan dalam mewujudkan visi film ini.
Dalam wawancara tersebut, Daryl Wilson juga menanggapi isu yang muncul di kalangan penonton terkait dengan perbandingan antara "Panji Tengkorak" dan film "Merah Putih One for All," yang secara bersamaan tayang di bioskop. Menurut Daryl, hal ini sangat wajar, terutama karena kedua film dirilis dalam waktu yang berdekatan. Namun, ia menegaskan bahwa meski ada kemiripan dalam waktu tayang, kedua proyek ini memiliki pendekatan produksi yang kontras. “ Kedua film ini memiliki DNA yang berbeda dalam proses pengerjaannya. Sementara 'Merah Putih One for All' lebih singkat, kami mempersembahkan 'Panji Tengkorak' dengan pendekatan yang lebih mendalam dan teliti,” jelasnya.