Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju kembali membuat kejutan dengan menemukan bakteri dalam sampel pemberian makanan tambahan (PMT) pencegah stunting. Kasus ini berdampak keracunan pada 42 balita di Majene, Sulawesi Barat. Kepala BPOM Mamuju, Suliyanto, menyatakan bahwa sampel makanan jenis bubur tersebut merupakan sumber bakteri yang telah menyebabkan keracunan balita. Ia menegaskan bahwa hasil uji sementara menunjukkan adanya bakteri E. coli dalam makanan basi tersebut.
"Hasil uji sementara memang ditemukan (bakteri) E. coli. E coli ini bisa muncul di makanan yang sudah basi," kata Suliyanto kepada wartawan, Jumat (10/5).
Menurut Suliyanto, meskipun telah ditemukan bakteri dalam bubur tersebut, pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab keracunan terhadap 42 balita di Majene setelah mengonsumsi PMT untuk mencegah stunting. Dia menekankan bahwa mereka tidak dapat mengonfirmasi apakah bakteri E.Coli muncul pada saat makanan di konsumsi oleh balita atau setelah makanan tersebut basi dan dikirimkan ke laboratorium BPOM dengan jeda waktu yang cukup lama.
Suliyanto juga menyampaikan bahwa BPOM terus melakukan pemeriksaan terhadap sampel makanan bubur yang dikonsumsi oleh 42 balita tersebut. Mereka sedang menyelidiki apakah ada kandungan lain yang berbahaya dalam makanan tersebut yang dapat menyebabkan keracunan pada balita.