Tujuan dari boikot semacam itu adalah untuk memberikan tekanan ekonomi dan politik pada pemerintah Israel agar mengubah kebijakan mereka terkait dengan pendudukan, pemukiman ilegal, blokade Gaza, dan hak-hak warga Palestina. Namun, pendekatan ini sering kali kontroversial dan memicu perdebatan tentang efektivitasnya serta dampaknya terhadap masyarakat dan ekonomi di dalam dan di luar Israel.
Di satu sisi, pendukung boikot percaya bahwa ini adalah cara yang efektif untuk menuntut keadilan bagi rakyat Palestina dan mempromosikan resolusi damai untuk konflik yang berkepanjangan di Timur Tengah. Dengan mengurangi pendapatan dan dukungan internasional bagi pemerintah Israel, mereka berharap dapat mendorong perubahan kebijakan yang lebih menghormati hak asasi manusia dan prinsip-prinsip hukum internasional.
Namun, di sisi lain, para kritikus boikot mengatakan bahwa pendekatan tersebut dapat merugikan warga Israel yang tidak terlibat dalam kebijakan yang diprotes, serta menghambat upaya dialog dan rekonsiliasi antara kedua belah pihak konflik. Mereka juga berpendapat bahwa boikot dapat memperkuat sikap radikal dan ketegangan di antara masyarakat Israel, yang pada gilirannya dapat menghambat proses perdamaian.