Tampang

Insiden Sembako yang Menginjak-Injak Dada Kita Semua

4 Mei 2018 00:21 wib. 1.980
0 0
bagi sembako

INSIDEN SEMBAKO YANG MENGINJAK2 DADA KITA SEMUA
_____
by: Joni A Koto 
GMB-SA-ITB  AR'93

Ada dua tiga poin yang bisa ditangkap dari insiden sembako kemarin, ini refleksi situasi ekonomi real, segregasi kelas sosial yang masih buruk dan cara kerja politik yang malah selalu menjadikannya senjata dan sepertinya akan tetap ingin kemiskinan itu dipelihara sebagai fuelstock, walau itu ada di belakang tembok rumahnya sendiri. 

Membagi2 sembako di pusat kota, di ruang terbuka luas semi sakral bagi bangsa ini adalah tontonan super widescreen 360 derajat bagi semua orang, seolah etalase raksasa yg disengaja dimana orang asing atau pihak luar jg ikut menonton itu dengan mudah, bagaimana ribuan dari kita saling injak, teriak parau, terjepit hanya ingin dapatkan makanan yang tak sampai 1 dollar.. Ini visualisasi mengerikan karena di sekeliling lapangan ini berpagarkan istana megah, gedung2 pemerintahan, bumn dan swasta kakap, tak jauh di jalan Kebonsirih dan sekitarnya mobil bentey, porsche, alphard bisa lewat dengan nyaman.. Ini bagi mata mereka sudah mirip filem2 tentang roh2 gentayangan meraung2 kesusahan, tapi tidak dipedulikan oleh orang 'hidup' sekelilingnya karena sudah beda alam.. Kalau analisa kita tak awas bahwa peristiwa itu di monas, di sentral, kita tentu akan cuek bukan hal aneh padahal ini adalah aksi spektakuler tontonan kemiskinan negri ini tanpa segan2. Ratusan ribu paket yg dibagikan, nilai yang tak kecil untuk permalukan sebuah bangsa by design or not dengan alibi charity atau sharing pastinya.. aksi kolosal ini diakhiri dengan ending dramatis ada korban tewas dan taburan sampah menggila.. 

Kita melihat tontonan kesenjangan kelas warganegara, mereka banyak yang berjalankaki, ramai sekali tak putus2 menyusuri gang, trotoar, depan mal, gedung2 mewah dan taman kota dengan baju basah kuyup oleh keringat penderitaan. Inilah kualitas prakarya kita membuat atau membiarkan segregasi kelas ekonomi berlanjut ke sosial masih berjalan bahkan tambah serius dengan rajin mencabut barikade hidup terakhir kelas bawah berupa subsidi2 primer.. Sementara data ambang kemiskinan disetel makin ke bawah, alhasil diatas kertas seolah negara tiba2 sukses menaikkan kesejahteraan rakyat dan itu tentu bisa jadi portfolio investasi atau minta hutang lagi dan lagi ke luar, makin rendah jumlah 'angka' kemiskinan itu akan makin wah hutangnya, rakyat mampu bayar pokoknya... Ini ibarat goreng dan bungkus saham stink-rusty company di lantai bursa! Ini tricky dirty job ala mafia saham.. Performance dikatrol edan2an walau nyawa perusahaan taruhannya.. lalu belanja investasi yg didapat bukanlah untuk genjot produksi, menaikkan kualitas employee, inovasi dll tapi untuk bangun gedung kantor yg lbh mentereng, paving jalan dan jembatan antar building dgn marmer mahal, parkir dan drop off supermewah padahal tamunya tak ada...pokoknya semua yang tak penting deh, yg jelas bs langsung jadi bohir proyek2 mahal, sebodo bahwa semuanya tak ada yang produktif dan cicilan hutang makin bengkak ibarat gajah hamil tua anak kembar.. 

<123>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Indonesia Menuju Indonesia Emas atau Cemas? Dengan program pendidikan rakyat seperti sekarang.