Qatar telah menunda mediasi antara kelompok Hamas Palestina dan Israel untuk mencapai gencatan senjata, hingga ada kesepakatan pembebasan sandera. Kementerian Luar Negeri Qatar menyatakan bahwa mereka akan terus berupaya mediasi hingga ada keseriusan antara Hamas dan Qatar untuk mengakhiri perang.
Selama berbulan-bulan, Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir untuk merundingkan antara Hamas dan Israel. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Qatar memberi tahu para pihak 10 hari lalu bahwa mereka akan menghentikan upaya mediasi jika kesepakatan tidak tercapai. Mereka tetap berkomitmen untuk melanjutkan upaya mediasi jika para pihak menunjukkan kemauan dan keseriusan untuk mengakhiri perang.
Perundingan terakhir pada pertengahan Oktober gagal menghasilkan kesepakatan, dengan Hamas menolak usulan gencatan senjata jangka pendek. Sementara Israel menolak beberapa usulan untuk gencatan senjata yang lebih lama. Ketidaksepakatan berpusat pada masa depan jangka panjang Hamas dan kehadiran Israel di Gaza.
Kementerian Qatar juga membantah laporan pers tentang masa depan kantor politik Hamas di Doha.
Reuters pada Jumat mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan Washington telah meminta Qatar untuk mengusir kelompok itu dan bahwa Doha telah menyampaikan pesan ini kepada Hamas. Namun, tiga pejabat Hamas yang berbicara tanpa izin mengatakan kelompok itu belum diberi tahu oleh Qatar bahwa para pemimpinnya tidak lagi diterima di negara itu. Qatar telah menjadi tuan rumah bagi para pemimpin politik Hamas sejak 2012 sebagai bagian dari kesepakatan dengan AS, dan kehadiran kelompok itu di sana telah memfasilitasi kemajuan pembicaraan.