Kasus ini menambah daftar panjang kasus penculikan yang terjadi di Thailand dan Filipina dalam beberapa tahun terakhir yang memicu kewaspadaan di kedua negara, terutama bagi para wisatawan asing. Sebelumnya, Yan Ruimin telah berbicara tentang rencana untuk mengunjungi provinsi selatan Phuket pada awal Juli.
Polisi berhasil menemukan mayat Yan Ruimin yang membusuk dan terpotong-potong di Chachoengsao, sekitar 50 km di timur Bangkok pada tanggal 13 Juli 2024. Tim pencari yang dipimpin oleh wakil kepala Biro Kepolisian Metropolitan Thailand (MPB), Noppasil Poolsawat, menemukan mayat di lokasi sepi dekat perumahan di Tambon Bang Phra, distrik Muang, provinsi timur.
Polisi juga telah berupaya untuk melakukan tes DNA pada bagian tubuh korban dan untuk mengonfirmasi identitas secara resmi. Mereka juga tengah berupaya untuk memeriksa seorang tersangka yang diidentifikasi dalam laporan media sebagai Ma Qingyan, seorang pria asal China berusia 32 tahun yang memasuki Thailand dari Singapura pada tanggal 30 Juni.
Pertemuan antara Yan Ruimin dan Ma Qingyan pada tanggal 1 Juli di Bangkok menjadi fokus utama penyelidikan. Polisi menemukan petunjuk yang kuat terkait pergerakan Ma Qingyan setelah pertemuan tersebut, termasuk bukti dari kamera keamanan dan aktivitas pembelian menggunakan akun WeChat Pay milik Yan Ruimin di Makau. Keberadaan Ma Qingyan yang kemudian melarikan diri ke Hong Kong juga menjadi penambah skandal ini.