Pengungsi Palestina hidup dalam keterbatasan ekonomi dan sosial, yang semakin diperparah oleh seringnya terjadinya serangan dan konflik yang melibatkan Israel. Kondisi ini memunculkan berbagai masalah kesehatan, pendidikan, dan ekonomi yang memengaruhi jutaan warga Palestina yang tinggal di kamp-kamp pengungsi.
Selain itu, kehadiran Tentara Israel di wilayah Palestina juga menimbulkan ketegangan dan ketakutan di antara masyarakat lokal. Serangan-serangan yang terjadi membahayakan kehidupan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan yang menjadi korban di tengah situasi konflik yang terus berkembang.
Peristiwa di kamp pengungsi Nur Shams sekali lagi membuka luka lama masyarakat Palestina akibat konflik yang belum kunjung usai. Kematian lima warga Palestina dalam serangan itu menjadi peringatan bahwa upaya perdamaian dan penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina masih jauh dari jangkauan.
Upaya-upaya diplomasi maupun mediasi internasional seringkali terhambat oleh ketegangan yang terus berlangsung antara kedua belah pihak. Meski terdapat beberapa kesepakatan damai yang dicoba diperjuangkan, namun hingga kini belum ada solusi yang jelas dan tegas untuk mengakhiri konflik yang terus mendera.
Masyarakat internasional terus mendesak agar kedua belah pihak, yaitu Israel dan Palestina, dapat mencapai kesepakatan damai yang adil dan berkelanjutan. Selain itu, bantuan kemanusiaan dan dukungan bagi warga Palestina yang menjadi korban konflik juga menjadi perhatian utama bagi banyak negara dan lembaga internasional.