Baru-baru ini, Sistem Senjata Typhon Angkatan Darat Amerika Serikat, sebuah peluncur darat yang mampu mendukung rudal jelajah Tomahawk dan SM-6, pertama kali muncul di Indo-Pasifik dengan ditempatkan di Filipina Utara untuk latihan militer.
Sistem Typhon, yang dikembangkan oleh Lockheed Martin dan dikenal sebagai Kemampuan Jarak Menengah, mengadaptasi sistem peluncuran vertikal Mk.41 dari kapal untuk operasi di darat.
Sistem Typhon, dalam hal ini sebuah baterai yang terdiri dari empat peluncur, pusat komando, dan kendaraan logistik, ditempatkan sebagai bagian dari Multi-Domain Task Forces (MDTF). Hal ini meningkatkan kemampuan Angkatan Darat dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang dari Rusia dan China.
Penempatan ini di Filipina menunjukkan komitmen Amerika Serikat dalam memperkuat keamanan regional dan kerja sama pertahanan maritim, terutama di tengah eskalasi ketegangan di Laut Cina Selatan.
Di tengah ketegangan yang semakin meningkat di kawasan Indo-Pasifik, kehadiran Sistem Senjata Typhon menjadi hal yang signifikan. Dengan demikian, akan sangat bermanfaat untuk mengupas lebih dalam terkait sistem senjata andalan baru Amerika Serikat ini.
Kemampuan Sistem Senjata Typhon
Sistem Senjata Typhon merupakan salah satu bentuk inovasi dalam infrastruktur pertahanan. Kemampuan sistem ini tidak dapat dianggap enteng, terutama dalam mendukung rudal jelajah Tomahawk dan SM-6. Tomahawk sendiri dikenal sebagai salah satu rudal jelajah yang memiliki akurasi tinggi, serta dapat digunakan untuk menyerang target hingga ratusan mil jauhnya. Sementara itu, SM-6 merupakan rudal pertahanan udara yang memiliki jangkauan yang luas dan kemampuan untuk meluncurkan serangan terhadap target udara maupun permukaan.