Tak hanya itu, aspek psikologis pun turut terdampak. Remaja yang menjalani kehamilan bisa mengalami tekanan mental yang berat, seperti depresi. Dalam beberapa kasus, hal ini bahkan dapat berujung pada perilaku berisiko, termasuk kecenderungan untuk menggunakan narkoba dan alkohol sebagai bentuk pelarian dari stres.
Pernikahan dan kehamilan di usia remaja bukanlah perkara sepele. Selain berisiko tinggi terhadap kesehatan ibu dan bayi, dampaknya bisa berlangsung lama dan memengaruhi kualitas hidup perempuan di masa depan. Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan reproduksi serta perlindungan terhadap anak-anak dari praktik pernikahan dini menjadi hal yang sangat penting untuk terus didorong oleh semua pihak.