Keamanan pengunjung selama menikmati makan malam di ketinggian menjadi prioritas utama. Pengunjung harus mengenakan sabuk pengaman, begitu juga staf yang bertugas dilengkapi alat keselamatan selama berada di udara. Meskipun makanan tidak dimasak di udara, tiga jenis hidangan satu per satu disajikan di restoran melayang itu, memberikan pengalaman makan malam yang eksklusif dan istimewa.
Sebagai langkah persiapan sebelum dibuka untuk publik, wahana ini telah melalui simulasi dan diawasi oleh Tuv Sud, sebuah organisasi swasta dari Jerman yang memvalidasi keselamatan produk. Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa pengalaman yang ditawarkan oleh restoran ini tidak hanya menghibur, tetapi juga aman bagi setiap pengunjung.
Kehadiran atraksi wisata baru ini disambut positif oleh Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Agung Partha Adnyana. Menurutnya, keberadaan restoran melayang ini menjadi magnet pariwisata yang dapat menarik wisatawan baru ke Bali. Dengan keunikan dan keeksotisan pengalaman yang ditawarkan, restoran melayang ini bisa menjadi salah satu daya tarik baru bagi industri pariwisata di Bali.
Saat dibuka perdana, antusiasme dari para wisatawan sangat tinggi. Sebanyak 3.000 orang calon pengunjung sudah antre dalam daftar tunggu untuk mencoba restoran melayang tersebut. Dalam kesempatan perdana, turut hadir Titiek Soeharto, kakak dari ayah Darma Mangkuluhur, yakni Tommy Soeharto, serta berbagai pihak terkait dengan industri pariwisata dan pengusaha di Bali. Kehadiran mereka menunjukkan antusiasme dan dukungan terhadap pengembangan wisata yang inovatif dan berbeda di Bali.