Coachella 2025 bukan hanya sekadar festival musik tahunan bergengsi di Amerika Serikat yang identik dengan penampilan memukau dan gemerlap fashion para selebriti. Lebih dari itu, acara ini berubah menjadi platform global yang kuat, di mana para musisi dari berbagai penjuru dunia berani bersuara lantang tentang isu-isu sosial dan politik yang tengah hangat, khususnya mengenai tragedi kemanusiaan di Palestina.
Tahun ini, banyak penampilan yang tidak hanya menghibur, tapi juga menggugah kesadaran. Para seniman menjadikan panggung Coachella sebagai wadah solidaritas, menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan yang mendalam dan sering kali diabaikan dalam hiruk-pikuk industri hiburan.
Coachella 2025: Musik Bertemu Aktivisme
Sejumlah musisi papan atas seperti Green Day, Blonde Redhead, dan Kneecap dengan tegas menunjukkan dukungan mereka terhadap rakyat Palestina. Di hadapan penonton langsung dan jutaan pemirsa melalui siaran YouTube, mereka memanfaatkan kesempatan emas ini untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan dan ketidakadilan yang terjadi di Gaza.
Namun, tak semua pesan bisa sampai ke publik tanpa hambatan. Beberapa musisi mengaku mengalami penyensoran atas pesan politik mereka. Salah satu contohnya adalah Kneecap, grup asal Irlandia Utara yang mengungkap bahwa pesan mereka tentang genosida di Gaza tidak ditampilkan di layar selama mereka tampil di Sonora Stage.
“Meskipun kami telah menyiapkan pesan kuat mengenai genosida yang didukung Amerika di Gaza, entah bagaimana teks tersebut tidak pernah muncul di layar,” tulis mereka di akun Twitter resmi, seperti dikutip dari Vultura pada Selasa, 22 April 2025. Mereka pun berjanji akan tampil lebih vokal di penampilan akhir pekan kedua Coachella.