Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kehati-hatian dalam menetapkan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, terutama di tengah kondisi rupiah yang terus mengalami penurunan. Sri Mulyani menyatakan bahwa persepsi publik terhadap rupiah sangat dipengaruhi oleh pembahasan APBN dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Dalam sebuah konferensi di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Kamis (20/6), Sri Mulyani mengungkapkan, "Selama ini pembahasan dengan DPR masih sangat positif. Dari angka-angka yang saya sampaikan, asumsi makro terkait pertumbuhan, inflasi, surat berharga, kurs, harga minyak, dan lifting minyak, semuanya telah dibahas secara terbuka dan transparan." Menurutnya, keterbukaan dan transparansi dalam pembahasan APBN menjadi fondasi penting bagi pemerintahan 2025. Dengan demikian, Sri Mulyani berpendapat bahwa walaupun pembahasan dilakukan dengan hati-hati, kebutuhan pemerintah baru tetap dapat diakomodasi.
Menanggapi potensi meningkatnya tingkat inflasi, Sri Mulyani meminta masyarakat untuk bersabar. "Nanti kita lihat ya," jawabnya singkat.
Ketika disinggung tentang penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Sri Mulyani menegaskan bahwa pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Menurutnya, pemerintah terus memantau perkembangan nilai tukar dan selalu siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjaga stabilitas ekonomi negara.