Tempe yang kini populer di seluruh dunia dulunya dianggap sebagai sajian yang berasal dari pedesaan. Tempe merupakan hasil fermentasi kedelai dan telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Kemunculannya sangat berkaitan dengan potensi kedelai di Nusantara. Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kedelai yang berlimpah dimanfaatkan oleh masyarakat dari berbagai lapisan.
Kedelai memasuki Indonesia melalui bangsa Tionghoa, namun istilah "kedelai" bukan berasal dari kosakata Tionghoa. Kata "kedelai" berasal dari bahasa Tamil, yaitu "kadalai". Pengolahan kedelai menjadi tempe melalui proses panjang agar menjadi bahan pangan tahan lama.
Sejarawan dan pengamat kuliner, Heri Priyatmoko, menunjukkan bahwa kitab Serat Centhini (1814-1823) menuliskan tempe sebagai sajian pedesaan Jawa, menunjukkan bahwa tempe sudah menjadi makanan masyarakat sejak lama.