PT Pupuk Indonesia (Persero) memproyeksikan bahwa kebutuhan gas bumi perusahaan pada tahun 2030 akan mencapai 1 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD). Jumlah ini menunjukkan peningkatan dari 820 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) pada tahun 2024. Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia, Jamsaton Nababan, menjelaskan bahwa kenaikan kebutuhan gas tersebut disebabkan oleh ekspansi pengembangan produksi atau pabrik perusahaan.
Proyek-proyek pabrik yang sedang dikembangkan oleh Pupuk Indonesia, antara lain pembangunan pabrik pupuk di berbagai daerah seperti Pusri yang akan memproduksi pupuk amonia dan urea, kemudian pabrik soda ash di Bontang dan Gresik. Selain itu, perusahaan juga sedang merencanakan pembangunan pabrik-pabrik baru di beberapa lokasi, seperti di Papua, Aceh, dan Kujang. Dengan demikian, proyek-proyek ini diharapkan bisa memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan sektor industri pupuk di Indonesia.
Kenaikan kebutuhan gas bumi ini sejalan dengan pertumbuhan industri pupuk yang akan diakomodasi oleh pemenuhan kebutuhan bahan baku dalam produksi pupuk. Hal ini sejalan dengan laporan yang mengungkapkan bahwa dari sisi input pertanian, pupuk berkontribusi sebesar 62% terhadap produktivitas pangan dan 23% terhadap struktur biaya pertanian padi. Oleh karena itu, pengembangan pabrik-pabrik pupuk diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan petani di Indonesia.