"Strategi kami memiliki keunggulan untuk fabrikasi sederhana, manufaktur terukur, integrasi dengan kepadatan tinggi, toleransi regangan yang besar dan biaya rendah," katanya.
Yu dan anggota tim lainnya, rekan penulis termasuk penulis pertama Kim Hae-Jin, Kyoseung Sim dan Anish Thukral, semua dengan UH Cullen College of Engineering, menciptakan kulit elektronik dan menggunakannya untuk menunjukkan bahwa tangan robot bisa merasakan suhu air panas dan es dalam cangkir. Kulit tersebut juga mampu menafsirkan sinyal komputer yang dikirim ke tangan dan mereproduksi sinyal sebagai American Sign Language.
"Kulit robot bisa menerjemahkan isyarat itu ke huruf yang mudah dibaca sehingga orang seperti saya bisa mengerti dan membaca," kata Yu.
Kulit buatan hanya satu aplikasi. Periset mengatakan penemuan material yang lembut, bisa ditekuk, dapat dilipat dan mudah dilipat akan mempengaruhi perkembangan masa depan pada perangkat lunak yang dapat dipakai dengan lembut, termasuk monitor kesehatan, implan medis dan antarmuka manusia-mesin.