Sebuah startup baru di dunia kecerdasan buatan (AI) tiba-tiba mencuri perhatian para raksasa teknologi Amerika Serikat. Meski baru berdiri beberapa bulan, Safe Superintelligence (SSI) langsung mencetak sejarah sebagai salah satu perusahaan AI dengan valuasi paling fantastis di dunia—dan kini berada dalam radar perusahaan sebesar Google dan Nvidia.
Nama SSI sebelumnya nyaris tak terdengar di kalangan publik maupun media. Namun itu semua berubah drastis ketika pendiri startup ini diketahui adalah Ilya Sutskever, salah satu otak utama di balik kesuksesan awal OpenAI. Sosok Sutskever sudah lama dikenal sebagai ilmuwan visioner di bidang AI, yang terlibat dalam pengembangan teknologi pembelajaran mesin paling mutakhir.
Kini, dengan pengalaman dan reputasinya, Sutskever berhasil melambungkan startup barunya ke tingkat luar biasa: valuasi mencapai US$32 miliar atau sekitar Rp537 triliun, dalam putaran pendanaan terbaru yang dipimpin oleh Greenoaks.
Google dan Nvidia Berebut Peluang
Melihat potensi luar biasa yang dimiliki SSI, dua raksasa teknologi global—Alphabet (induk perusahaan Google) dan Nvidia—bergerak cepat. Mereka resmi menjadi investor di startup ini. Google bahkan mengambil langkah yang sangat jarang terjadi: menjual chip kecerdasan buatan andalannya, TPU (Tensor Processing Unit), kepada pihak luar—dalam hal ini, ke Safe Superintelligence.
Perlu diketahui, TPU adalah ciptaannya sendiri yang selama ini hanya digunakan secara eksklusif dalam pengembangan teknologi internal Google. Keputusan untuk membuka akses ini menandakan betapa pentingnya posisi SSI dalam peta kekuatan AI global saat ini.
“Tarik-menarik antar pengembang model AI besar kini makin kuat, dan SSI menjadi salah satu magnetnya,” ujar Darren Mowry, Managing Director Kemitraan Startup Google Cloud, seperti dikutip dari Reuters (14 April 2025).