Pilihan Berani: Menolak GPU Nvidia?
Yang mengejutkan, meski Nvidia adalah penguasa pasar chip AI, SSI memilih mengutamakan TPU milik Google ketimbang GPU Nvidia dalam pengembangan model mereka. Keputusan ini menarik, mengingat sebagian besar startup AI saat ini masih sangat bergantung pada GPU dari Nvidia.
Namun Nvidia tampaknya tidak terlalu risau. Untuk menjaga posisi strategisnya di ekosistem startup AI, Nvidia tetap ikut berinvestasi di Safe Superintelligence. Dengan demikian, kedua raksasa ini—yang sejatinya juga bersaing satu sama lain—sama-sama mengamankan pijakan di dalam satu startup yang diyakini akan menjadi pusat inovasi AI generasi selanjutnya.
Perang Dingin Baru di Dunia AI
Apa yang terjadi dengan SSI hanyalah bagian kecil dari persaingan besar di industri kecerdasan buatan. Perusahaan penyedia layanan cloud seperti Google, Microsoft, dan Amazon kini tidak hanya menjual infrastruktur, tetapi juga berperan aktif sebagai investor di startup AI yang menjanjikan.
Langkah ini bukan hanya soal cuan. Mereka juga melihat peluang untuk mengamankan pelanggan strategis yang akan menggunakan layanan cloud mereka dalam jangka panjang. Misalnya, Google dan Amazon telah lebih dulu menyuntik dana ke Anthropic, pesaing utama OpenAI saat ini. Sementara Microsoft dikenal sebagai investor awal sekaligus mitra strategis utama dari OpenAI.
Bahkan Nvidia, yang selama ini dikenal lebih fokus pada perangkat keras, kini juga ikut menanam investasi ke berbagai startup AI, termasuk xAI milik Elon Musk dan OpenAI sendiri. Semua ini menunjukkan satu hal: masa depan AI sangat kompetitif, dan setiap pihak berlomba memegang kendali atas inovasi berikutnya.