Menurut Marwan, ketika pertumbuhan Starlink terus meningkat, nilai dari spektrum 700 MHz juga akan turun. Oleh karena itu, ATSI mendorong pemerintah untuk tidak menaikkan harga lelang spektrum tersebut, karena hal ini dapat menimbulkan risiko baru bagi bisnis operator seluler.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengumumkan bahwa lelang spektrum frekuensi 700 MHz dan 26 GHz untuk jaringan 5G mundur dari jadwal yang sebelumnya direncanakan. Penundaan ini memperlihatkan kehati-hatian pemerintah dalam menangani perubahan dinamis dalam industri telekomunikasi, terutama terkait dengan dampak dari kehadiran Starlink.
Pertumbuhan pesat teknologi satelit seperti Starlink memang membawa dampak yang signifikan bagi industri seluler, khususnya dalam hal persaingan harga, penetrasi pasar, dan keunggulan kompetitif. Kehadiran teknologi ini mendorong industri seluler untuk terus berinovasi dalam menghadapi tantangan baru. Terlebih lagi, kebijakan harga lelang spektrum oleh pemerintah juga akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas bisnis operator seluler di masa mendatang.
Sebagai hasil dari memiliki banyak peserta operator jaringan seluler dapat menyebabkan tidak tercapainya keseimbangan fisik, seperti masalah interferensi yang dapat mengganggu kinerja jaringan yang ada. Selain itu, adanya operator seperti Starlink yang menawarkan harga lebih murah memaksa operator lain untuk menekan harga jasa layanan mereka, yang pada akhirnya dapat mengganggu keuntungan perusahaan dan kualitas layanan yang ditawarkan.