Kehidupan manusia seringkali dipenuhi dengan perjalanan yang penuh dengan ketidakpastian dan kejutan. Terkadang, kita mungkin merasa bahwa nasib kita telah ditentukan dan kita hanya sebagai manusia biasa, tidak memiliki kendali atas apa yang akan terjadi. Hal ini mengarah pada konsep qadar atau takdir dalam agama Islam. Qadar merupakan keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta telah ditentukan oleh Allah SWT, termasuk kehidupan manusia dan nasib yang dialaminya.
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering merasa terbatas oleh nasibnya. Namun, dalam pandangan Islam, qadar memiliki makna yang lebih dalam, yakni sebagai ekspresi dari kecerdasan Allah di balik nasib manusia. Kita dipandang sebagai makhluk yang dianugerahi akal sehat dan kebebasan untuk memilih, namun pada saat yang sama, kita memahami bahwa segala sesuatu telah ditentukan oleh Allah. Konsep qadar membawa makna yang mendalam tentang kebijaksanaan dan keadilan Allah, yang melampaui pemahaman manusia terhadap alam semesta ini.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman, "Tidak ada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah" (Q.S. Al-Hadid: 22). Ayat ini menegaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini telah direncanakan oleh Allah, dan merupakan bagian dari kebijaksanaan-Nya yang luar biasa.