Di sisi lain, ada pula suara-suara dari dalam wilayah Gaza sendiri yang menyampaikan keprihatinan mengenai gagasan yang datang dari luar. Banyak yang merasa bahwa solusi yang ditawarkan tidak memperhitungkan keinginan dan kebutuhan mereka sebagai rakyat yang mengalami pertempuran sehari-hari. Fokus pada aspek ekonomis dan infrastruktur dianggap tidak lebih dari sebuah pengalihan perhatian dari masalah yang lebih mendasar, yaitu hak untuk merdeka dan memiliki tanah mereka sendiri.
Dengan melanjutkan upayanya, Trump menunjukkan ketegasan dalam kebijakan luar negeri AS, terutama yang berkaitan dengan isu-isu di Timur Tengah. Sikap tersebut seringkali dianggap sebagai bagian dari rencana yang lebih besar untuk mengubah peta politik kawasan, dan seringkali mengabaikan nuansa lokal yang sangat penting dalam menyelesaikan konflik yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Dalam konteks yang lebih luas, gagasan untuk mengambil alih Gaza ini memberikan gambaran tentang bagaimana kepentingan geopolitik dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pemimpin dunia. Upaya untuk menjadikan Gaza sebagai zona kebebasan oleh Donald Trump bukan hanya sekedar rencana administratif, melainkan merupakan cerminan dari tantangan yang lebih besar dalam menyelesaikan masalah mendasar di Timur Tengah. Metode yang digunakan dalam mencapainya akan menjadi bahan diskusi dan perdebatan dalam waktu-waktu mendatang.