Atas kesimpangsiuran data jumlah senjata ini, PT Pindad telah mengklarifikasinya. Lewat, Sekretaris Perusahaan PT Pindad Bayu A Fiantoro, perusahaan senjata itu menyatakan jumlah senjata yang dipesan BIN adalah 591 pucuk atau sama dengan data yang disampaikan Polri (Sumber: Tempo.co).
Sayangnya, dengan alasan tidak ingin berpolmik, Bayu enggan merinci merinci jenis senjata yang dipesan BIN. Hanya saja ia memastikan senjata pesanan BIN itu berspesifikasi non- militer dan bukan SS2-V2 seperti yang ramai dirumorkan.
Beredarnya rumor itu dikarenakan adanya informasi yang menyebut jika BIN pernah mengajukan permohonan pemesanan senjata berstandar TNI kepada Kemenhan. Oleh Menhan Ryamizard Ryacudu, permohonan tersebut ditolak.
"Tadinya kami larang, awalnya karena standar (TNI). Tapi kemudian sudah minta yang bukan standar, jadi senjata itu tidak terlalu mematikan," kata Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta, Selasa 26 September 2017 (Sumber: Tempo.co).