Pangdam Mulawarman Mayor Jenderal TNI Sonhadji sudah menyampaikan klarifikasinya. Ia mengakui jika pengunggah konten tersebut adalah anggotanya. Menurut penjelasannya, anak buahnya tersebut mendapatkan materi artikel yang diunggahnya dari percakapan WhatAapp.
Dan pada Jumat, 29 September 2017, penanggung jawab atas diunggahnya 3 artikel tersebut, Wakil Kepala Penerangan Kodam VI Mulawarman, Letkol Inf Muhammad Iqbal akhirnya dicopot dari jabatannya,
Tetapi, nasi sudah menjadi bubur. Unggahan artikel itu berbuah semakin membesarnya sentimen negatif pada Gatot Nurmantyo dan juga TNI. Politisi pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk menyerang Gatot dan TNI. Kecaman bahkan hujatan pun menghujani linimasa jagad maya.
Artikel itu seolah menjadi penguat atas tuduhan-tuduhan yang dialamatkan kepada Gatot dan TNI sebelumnya. Contohnya, setelah rekaman suara Gatot beredar, akun @joxzin_jogja lebih dulu menyebarkan ilustrasi berjudul “Membongkar Gerombolan Akun-Akun Bayaran Pendukung Si Kopiah Putih”.
Sekali pun pelacakan netizen atas akun penyebar hoax ini sudah mengarah ke satu nama, tetapi, masih belum ditemukan satu simpul pasti antara identitas akun dengan pengelolanya. Karenanya, sosok di balik akun yang dari kicauannya begitu mendukung Jokowi dan Ahok masih belum diketahui.
Dua serangan kepada Gatot Nurmantyo tersebut masih tergolong ecek-ecek. Padahal, kelompok yang tengah dihadapi oleh Gatot adalah sekumpulan orang yang memiliki akses dan asset yang bisa jadi tidak terbatas.
Karena untuk menyerang Gatot secara fisik sangat sulit, maka yang paling memungkinkan adalah melakukan serangan untuk membunuh karakter Gatot.
Dengan hanya satu isu negatif, bahkan hanya hoax, Gatot akan dihabisi. Saat ini, dengan adanya polarisasi, sebuah isu akan diterima sebagai suatu kebenaran oleh satu kelompok dan ditolak oleh kelompok lainnya. Contohnya, chat mesum Habib Rizieq Shihab (HRS).
Masalahnya, si pembuat maupun si penyebar isu akan belajar dari kasus chat mesum HRS dan foto mesum Abraham Samad.
Dalam foto mesum Samad, jika melihat posisi Samad dan Fitriani Lim, jelas foto itu diambil oleh orang ketiga yang berada di dalam kamar satu kamar yang sama dengan pasangan yang sedang bugil tersebut. Artinya, Samad dan Fitriani berbuat mesum di hadapan orang ketiga.
Sementara chat mesum HRS-Firza Husaen dipenuhi kejanggalan mulai dari kronologis kejadian sampai pada materi chat-nya itu sendiri. Contoh yang paling menarik, obrolan HRS dalam sekali kirim diketik panjang kali lebar hingga berkalimat-kalimat. Mungkinkah HRS yang sedang horny masih bisa mengetik sepanjang itu?
Karenanya isu negatif yang akan disarangkan kepada Gatot akan lebih sempurna dari sebelumnya. Dan, serangan itu tidak harus bermuatan seks.
Jika melihat serangan-serangan yang diarahkan kepada Gatot sebelumnya, seperti soal pemakaian peci putih saat sholat Jumat bersama dengan peserta Aksi 212, Gatot akan dikaitkan dengan kelompok Islam radikal.
Tetapi, apapun itu, apakah akan dikaitkan dengan kelompok Islam radikal, seks, atau lainnya, Gatot Nurmantyo harus bersiap diri untuk di-HRS-kan.
Sumber:
https://www.kompasiana.com/gatotswandito/59cf01f9cd3bce4434292113/gegara-kesalahan-cantiknya-gatot-nurmantyo-bisa-di-hrs-kan