Faktor Sosial dan Budaya: Tekanan Ekspektasi Maskulin
Tekanan sosial dan ekspektasi budaya juga memainkan peran yang signifikan. Di beberapa masyarakat, ada norma tradisional yang mengaitkan maskulinitas dengan kekuasaan, dominasi, dan, terkadang, jumlah penaklukan. Pria mungkin merasa tertekan untuk membuktikan "kejantanan" mereka, dan perselingkuhan bisa menjadi cara untuk memenuhi ekspektasi sosial yang tidak sehat ini. Dalam lingkaran pertemanan tertentu, perilaku selingkuh bahkan bisa dianggap remeh atau bahkan disetujui, yang secara tidak langsung memberikan validasi pada tindakan tersebut. Lingkungan sosial semacam ini dapat mengurangi rasa bersalah dan membenarkan perilaku perselingkuhan.
Faktor Biologis dan Evolusi (dengan Catatan Penting)
Meskipun perilaku manusia modern tidak bisa hanya dijelaskan oleh biologi, ada beberapa teori evolusioner yang mencoba memberikan konteks. Salah satu teori yang paling banyak diperdebatkan adalah bahwa pria, secara evolusioner, memiliki dorongan untuk menyebarkan gen mereka seluas mungkin. Pandangan ini mengklaim bahwa secara biologis, pria memiliki kecenderungan untuk mencari banyak pasangan untuk memastikan kelangsungan keturunan mereka. Penting untuk digarisbawahi, teori ini sangat disederhanakan dan tidak dapat menjelaskan kompleksitas perilaku manusia yang sangat dipengaruhi oleh kesadaran, moral, dan etika. Hormon seperti testosteron memang dapat memengaruhi dorongan seksual, namun mereka tidak menentukan pilihan seseorang untuk setia atau tidak. Pilihan itu tetap berada di tangan individu.