Dalam era modern ini, banyak penelitian menunjukkan bahwa daya pikir manusia mengalami penurunan yang signifikan. Penelitian terbaru dari sejumlah institusi mengungkapkan bahwa manusia kontemporer, terutama generasi muda, terlihat kurang cerdas dibandingkan dengan generasi sebelumnya.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Financial Times, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu dari berbagai kelompok usia mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi, serta mengalami penurunan dalam kemampuan penalaran, pemecahan masalah, dan pengolahan informasi. Semua aspek ini seharusnya menjadi ukuran dalam menilai kecerdasan seseorang.
Studi yang berjudul "Monitoring the Future" yang dilakukan oleh University of Michigan mencatat bahwa remaja dan dewasa muda di Amerika Serikat menghadapi masalah dalam mempertahankan konsentrasi. Penelitian ini juga melibatkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA), yang mengukur kemampuan belajar anak-anak berusia 15 tahun di seluruh dunia. Hasil kajian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 memburuk keadaan, di mana proses belajar-mengajar terputus dan mengakibatkan penurunan tajam dalam kemampuan kognitif di kalangan para pelajar.
Namun, penurunan ini bukanlah fenomena yang baru. Data menunjukkan bahwa tren penurunan kecerdasan sudah mulai terlihat sejak pertengahan tahun 2010-an. Penelitian menunjukkan bahwa penurunan keterampilan kognitif telah berlangsung lebih lama daripada yang diperkirakan, dengan dampak yang lebih dalam dibandingkan dengan apa yang disebabkan oleh pandemi. Ada banyak faktor yang bisa menjelaskan fenomena ini, tetapi salah satu indikator yang paling mencolok adalah menurunnya minat baca di kalangan masyarakat.
Pada tahun 2022, sebuah laporan dari National Endowment for the Arts mencatat bahwa hanya 37,6 persen orang Amerika melaporkan telah membaca novel atau cerita pendek pada tahun sebelumnya. Angka tersebut menunjukkan penurunan dari 41,5 persen pada tahun 2017 dan bahkan 45,2 persen pada tahun 2012.