Melihat hamparan luas lautan, kita mungkin bertanya-tanya, bagaimana bisa air sebanyak itu tidak membeku seluruhnya, bahkan di kutub yang suhunya sangat ekstrem? Jawabannya tidak sesederhana yang dibayangkan. Ada beberapa faktor kompleks yang bekerja sama, menjadikan samudra kita selalu cair dan memungkinkan kehidupan di dalamnya terus berjalan. Rahasia ini terletak pada komposisi air laut itu sendiri, serta dinamika unik yang terjadi di kedalaman lautan.
Kandungan Garam: Penurunan Titik Beku Alami
Faktor paling utama yang membuat air laut sulit membeku adalah kandungan garamnya. Air tawar membeku pada suhu 0 derajat Celsius. Namun, air laut mengandung sekitar 3,5% garam rata-rata, dan keberadaan mineral terlarut ini secara signifikan menurunkan titik beku air. Semakin banyak garam yang terlarut, semakin rendah titik bekunya. Air laut umumnya baru akan membeku pada suhu sekitar -1,8 hingga -2 derajat Celsius.
Molekul garam (seperti natrium klorida) berinteraksi dengan molekul air, menghalangi mereka untuk membentuk struktur kristal es yang rapi. Mereka "mengganggu" proses pembekuan. Jadi, untuk bisa membeku, air laut harus mencapai suhu yang jauh lebih dingin daripada air tawar. Inilah mengapa di musim dingin yang ekstrem atau di wilayah kutub, kita mungkin melihat es laut terbentuk di permukaan, tetapi air di bawahnya tetap cair.
Kedalaman Lautan dan Panas yang Tersimpan