Tampang

Bisakah Orang Tua Menentukan Jenis Kelamin Anak yang Akan Dilahirkan? Sebuah Tinjauan Ilmiah

19 Jul 2025 08:36 wib. 62
0 0
Jenis Kelamin
Sumber foto: Canva

Diet Khusus: Ada keyakinan bahwa mengonsumsi makanan tertentu (misalnya, lebih banyak daging dan makanan asin untuk anak laki-laki, atau produk susu dan sayuran untuk anak perempuan) dapat mengubah pH lingkungan rahim, sehingga lebih menguntungkan sperma X atau Y.

Waktu Berhubungan Intim: Metode Shettles, misalnya, menyarankan berhubungan intim beberapa hari sebelum ovulasi untuk anak perempuan (karena sperma X dianggap lebih lambat tapi lebih tahan lama) atau tepat pada hari ovulasi untuk anak laki-laki (karena sperma Y dianggap lebih cepat tapi kurang tahan lama).

Posisi Berhubungan Intim: Keyakinan bahwa posisi tertentu bisa membantu sperma Y mencapai sel telur lebih cepat atau sebaliknya.

Namun, tidak ada studi ilmiah yang kuat dan teruji secara klinis yang membuktikan efektivitas metode-metode ini secara konsisten. Penelitian yang mencoba menguji metode-metode ini umumnya menghasilkan temuan yang tidak signifikan atau kebetulan semata. Keberhasilan yang diklaim seringkali tidak lebih dari probabilitas alami 50:50 yang kebetulan terjadi. Para ahli kesuburan dan ginekolog secara luas tidak merekomendasikan metode-metode ini karena kurangnya bukti ilmiah yang kredibel.

Metode Ilmiah: PGD dan Mikro-sortasi Sperma (dengan Batasan)

Meskipun metode tradisional tidak didukung sains, ada teknologi medis yang memang memungkinkan penentuan jenis kelamin dengan akurasi tinggi, meskipun penggunaannya sangat terbatas dan etisnya diperdebatkan:

Diagnosis Genetik Pra-Implantasi (PGD): Ini adalah bagian dari prosedur In Vitro Fertilization (IVF) atau bayi tabung. Setelah sel telur dibuahi di laboratorium, embrio yang terbentuk akan diuji genetiknya untuk mengetahui jenis kelaminnya (dan juga mendeteksi kelainan genetik tertentu) sebelum ditanamkan kembali ke rahim ibu. Akurasi PGD dalam menentukan jenis kelamin sangat tinggi, mendekati 100%. Namun, PGD utamanya digunakan untuk mencegah penularan penyakit genetik terkait jenis kelamin (misalnya hemofilia yang hanya menyerang laki-laki), bukan semata-mata untuk memilih jenis kelamin karena preferensi orang tua. Penggunaan PGD untuk "pilihan jenis kelamin" non-medis sangat diatur atau bahkan dilarang di banyak negara karena alasan etika.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?