Kedua adalah minimnya edukasi publik tentang pentingnya menggunakan angkutan umum. Banyak masyarakat masih memandang transportasi publik sebagai opsi ‘kelas dua’, bukan pilihan utama yang nyaman dan efisien.
Ketiga, integrasi antarmoda di daerah masih sangat lemah. Tidak jarang penumpang harus berganti kendaraan tanpa kepastian rute atau jadwal, yang justru menambah waktu dan beban perjalanan.
Menuju Standar Global, Bukan Sekadar Infrastruktur
Untuk mengejar standar global, Indonesia tidak cukup hanya membangun rel atau menambah armada bus. Diperlukan pendekatan menyeluruh: sistem yang efisien, edukasi pengguna, pelayanan yang ramah dan aman, serta teknologi pendukung seperti pembayaran digital dan pemantauan real-time.
Pemerataan pembangunan infrastruktur juga harus diperluas ke kota-kota lapis kedua dan ketiga. Jika semua wilayah mendapat perhatian yang setara, maka mobilitas nasional bisa meningkat secara kolektif.
Transportasi publik bukan sekadar alat pindah tempat—ia adalah kunci mobilitas sosial, akses pendidikan, kesempatan kerja, dan bahkan penentu kualitas hidup. Saat negara lain telah membuktikan bahwa transportasi umum yang baik mampu mengangkat ekonomi dan kualitas hidup warganya, Indonesia kini tengah berada di jalur yang tepat—meski perjalanan masih panjang.