Jepang dan Singapura, Potret Transportasi Publik Ideal
Jika ingin melihat standar tertinggi transportasi publik, Jepang adalah salah satu acuan utama. Di kota-kota seperti Tokyo dan Osaka, sistem kereta bawah tanah dan kereta cepat (shinkansen) terhubung dengan sangat presisi. Penumpang bisa berpindah moda hanya dalam hitungan menit tanpa kesulitan.
Begitu pula di Singapura, MRT membentang hampir di seluruh penjuru kota, dengan sistem navigasi dan pembayaran digital yang intuitif. Pemerintah Singapura juga aktif memadukan teknologi dengan kenyamanan penumpang, membuat warganya hampir tidak perlu bergantung pada kendaraan pribadi.
Jerman dan Belanda Tawarkan Konektivitas Hijau
Jerman memiliki integrasi transportasi publik yang sangat terorganisir, mulai dari kereta regional, trem kota, hingga bus. Semua layanan ini berjalan selaras dalam satu sistem yang ramah lingkungan dan mudah diakses.
Sementara itu, Belanda menawarkan pendekatan yang unik namun sukses: jalur sepeda yang terintegrasi dengan transportasi umum. Di banyak kota di Belanda, masyarakat terbiasa naik sepeda ke stasiun lalu melanjutkan perjalanan dengan kereta, semua dalam satu skema mobilitas yang inklusif dan sehat.
Tantangan Utama Indonesia Masih Berlapis
Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan mendasar dalam pengembangan transportasi publik. Pertama adalah keterbatasan infrastruktur, terutama di luar Jabodetabek. Kota-kota seperti Surabaya, Medan, dan Makassar masih belum memiliki sistem transportasi massal berbasis rel yang modern.