Belakangan ini, media sosial diramaikan dengan keluhan dari sejumlah wisatawan yang mengunjungi Labuan Bajo. Seorang wisatawan mengeluh "dipalak" saat makan di Kampung Ujung, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Melalui unggahan Instagram-nya,30 Mei 2024, ia mengungkap "harga tidak wajar" yang dibayar untuk makan berempat.
Seorang pedagang di Kampung Ujung yang menolak diungkap identitasnya mengatakan bahwa penjual yang dimaksud di video itu mengakui jeruk murni yang disajikannya berukuran sekitar 18 oz. "Memang tidak ada kesepakatan harga di awal transaksi, sehingga pembeli merasa dipalak," katanya. Menurut dia, tidak wajar segelas jeruk murni dihargai Rp50 ribu. Pedagang itu menjelaskan, harga jeruk madu di pasar Rp25 ribu per kg, dan Rp30 ribu per kg bila membelinya di dekat kios. "Sepertinya penjual ini tidak belanja ke pasar belanja, makanya dikenakan (harga jeruk madu) Rp30 ribu per kg," ia melanjutkan.
Sebagian besar wisatawan yang mengeluhkan kena getok harga di Labuan Bajo mengaku bahwa praktek ini membuat mereka merasa terganggu dan merugikan. "Untuk dipahami," ia menambahkan. "Sembilan puluh persen buah dan sayur didatangkan dari luar Labuan Bajo. Bisa dari Bajawa, Ende, dan Maumere untuk sesama Flores. Lalu, dari luar NTT dari Bima NTB, Lombok, Bali, dan Jawa Timur." Mereka menyayangkan fakta bahwa kunjungan mereka ke destinasi wisata yang seharusnya menjadi pengalaman menyenangkan justru diwarnai oleh masalah harga yang tidak terkendali.