Aksi demonstrasi yang berlangsung di depan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Gedung B.J. Habibie, Jakarta Pusat, menjadi sorotan publik ketika ratusan pegawai, termasuk profesor terkemuka, mengungkapkan keluhan mereka mengenai status kerja yang tidak jelas. Demonstrasi yang diadakan pada Selasa, 27 Mei 2025 ini diberi nama Mimbar Akademis Penyelamatan Aset dan Masa Depan Iptek Nasional. Dalam aksi tersebut, para peserta menuntut agar Kepala BRIN, L.T. Handoko, dipecat dari jabatannya.
Salah satu peserta yang turut serta dalam demonstrasi tersebut adalah Harsisto, seorang ASN dari Pusat Riset Material Maju yang sebelumnya ditugaskan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sejak Januari lalu, ia ditempatkan sementara di Kantor Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN di Rawamangun, Jakarta Timur. Harsisto mengaku bahwa di antara 258 ASN dalam status penempatan sementara, tidak ada pekerjaan yang jelas bagi mereka. "Kami hanya absen dari pukul 9 dan pulang jam 15. Selebihnya, kami duduk-duduk di lantai dua tanpa arah,” ujar profesor bidang metalurgi ini dengan penuh kekecewaan.
Harsisto, yang telah mengumpulkan pengalaman selama puluhan tahun dan meraih gelar ahli peneliti utama pada tahun 2002, merasa dipindahkan ke bagian yang tidak sesuai dengan keahliannya. Ia dicurahkan ke bidang material maju, padahal keahliannya terletak dalam masalah korosi dan metalurgi. Ia berusaha meminta agar dipindahkan ke pusat riset lain yang lebih relevan dengan keahlian yang dimilikinya, namun hingga kini, ia belum menerima surat keputusan yang diharapkannya.