Industri perhotelan di Bali tengah menghadapi berbagai tantangan yang mengkhawatirkan. Meskipun data statistik menunjukkan adanya peningkatan angka kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata, tingkat hunian hotel justru mengalami penurunan yang signifikan. Hal ini menjadi sorotan penting bagi pelaku industri pariwisata, terutama bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
Prof. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Ketua PHRI Bali, membagikan empat faktor utama yang menyebabkan penurunan tingkat okupansi hotel. Pertama, banyak wisatawan yang menjadikan Bali hanya sebagai lokasi transit. Alih-alih menginap di hotel-hotel Bali, mereka lebih memilih untuk meneruskan perjalanan ke destinasi lain seperti Gili Lombok, Labuhan Bajo, dan beberapa lokasi menarik di luar Bali. Fenomena ini menunjukkan bahwa Bali semakin sering dipandang sebagai hub, bukan tujuan utama.
Kedua, dengan adanya perbaikan di Pelabuhan Benoa, terdapat peningkatan jumlah kapal pesiar yang berlabuh di Bali. Meskipun kedatangan wisatawan melalui kapal pesiar ini tercatat secara signifikan, sayangnya banyak di antara mereka memilih untuk tetap menginap di kapal, sehingga tidak turut menyumbang pada meningkatnya okupansi hotel.