Tampang - Salah satu alasan yang sering dikemukan oleh banyak orang ketika tidak mau memasak ialah malas dalam memotong bawang, karena sering kali mereka malah menangis ketika memotong bawang tersebut. Lantas apa yang menyebabkan kita menangis ketika memotong bawang?
Bawang merupakan tumbuhan yang tergolong dalam umbi-umbian, dimana tempat cadangannya tersebut disimpan dalam akarnya yang tertanam ditanah. Bawang pun termasuk salah satu spesies tanaman Allium yang selalu menjadi bumbu penyedap dapur. Bawang kaya akan vitamin C, B1 dan B6, ketika dosisnya tinggi maka bawang dapat mengandung kalium, fosfor, dan serat. Bawang pun memilik minyak atsiri yang memberikan bau khas bawang. Minyak ini banyak mengandung sekelompok molekul organik yaitu asam amino sulfoksida. Ketika kita Mengupas dan memotong bawang, maka saat itu bawang melepaskan enzim achrymatory, dimana enzim ini merupakan “factor synthase”, atau molekul asam amino sulfoksida menjadi sulfenic acid. Sulfenic acid pun secara otomatis melakukan pengaturan ulang untuk membentuk zat baru yaitu menjadi syn-propanethial-S-oxide. Ketika syn-propanethial-S-oxide yang merupakan kombinasi dari asam sulfat, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfide ini menguap ke udara dan masuk pada sekitar hidung dan wajah, maka akan tercium bau khas dan membangkitkan refleks tangisan air mata.