Pandangan Pakar
Untuk mendapatkan perspektif yang lebih mendalam, beberapa pakar kesehatan dan ekonomi memberikan pandangan mereka mengenai kebijakan ini:
Prof. Dr. Adi Prasetyo, Pakar Kesehatan Masyarakat Prof. Adi Prasetyo menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan langkah positif dalam mengurangi konsumsi rokok. "Penelitian menunjukkan bahwa pembelian rokok dalam jumlah kecil berkontribusi besar terhadap kebiasaan merokok, terutama di kalangan remaja. Dengan melarang penjualan eceran, kita berpotensi mengurangi aksesibilitas rokok dan, pada akhirnya, mengurangi prevalensi merokok," ujar Prof. Adi. Dia menekankan pentingnya kebijakan ini sebagai bagian dari strategi yang lebih besar untuk mempromosikan kesehatan masyarakat.
Dr. Maria Suryani, Ekonom Kesehatan Dr. Maria Suryani menilai kebijakan ini dari perspektif ekonomi. "Dari sisi ekonomi, pelarangan ini bisa mempengaruhi pendapatan industri rokok dan berdampak pada tenaga kerja di sektor ini. Namun, manfaat jangka panjang bagi kesehatan masyarakat jauh lebih besar daripada dampak ekonominya. Penting untuk menyusun strategi transisi yang adil bagi para pekerja dan pelaku industri," jelas Dr. Maria.
Bapak Rudi Setiawan, Aktivis Anti-Rokok Bapak Rudi Setiawan menyambut positif kebijakan ini. "Kebijakan ini adalah langkah konkret untuk menekan angka perokok di Indonesia. Kami berharap pemerintah juga akan memperkuat program-program pendidikan dan kampanye anti-rokok untuk mendukung kebijakan ini. Ini adalah kesempatan besar untuk mengubah pola konsumsi rokok di masyarakat," kata Bapak Rudi.
Dr. Indra Putra, Psikolog Dr. Indra Putra menyoroti dampak psikologis dari kebijakan tersebut. "Larangan penjualan eceran dapat membantu mengubah perilaku perokok dengan mempengaruhi motivasi mereka untuk merokok. Jika mereka harus membeli rokok dalam jumlah yang lebih besar, ini mungkin dapat menurunkan frekuensi pembelian dan mengurangi kebiasaan merokok," ungkap Dr. Indra.