Pariwisata Kesehatan atau yang dikenal dengan "Health Tourism" semakin berkembang pesat di Indonesia. Pemerintah pun tengah aktif memajukan sektor pariwisata kesehatan ini, dengan beberapa daerah di Indonesia yang telah mulai menerapkan konsep wisata kesehatan.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut memberikan penjelasan terkait dengan proyek ini, menandakan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor kesehatan yang berbasis pariwisata.
Siti Nadia Tarmizi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, menegaskan bahwa sektor pariwisata kesehatan terus dijalankan dan baru-baru ini telah dilakukan kerjasama antara Rumah Sakit Ngoerah Denpasar dengan SUN Healthcare International dari Korea Selatan untuk layanan Wellness and Aesthetic Center (NSWAC).
"Kami terus mendukung pengembangan pariwisata kesehatan, seperti contohnya kerjasama yang baru saja dilakukan di Bali," ungkapnya.
Tidak hanya itu, Jubir Kemenkes RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, juga menjelaskan bahwa wisata medis bukan hanya menjadi daya tarik bagi warga Indonesia untuk berobat di dalam negeri, tetapi juga untuk menarik minat wisatawan mancanegara (Wisman) dalam mengakses layanan kesehatan.
"Sebagai contoh, ketika seseorang berobat ke Surabaya, mereka juga dapat mengunjungi RS Soetomo atau rumah sakit internasional lainnya di Surabaya, dan sekaligus menikmati paket wisata seperti kunjungan ke Gunung Bromo. Di Yogyakarta, wisatawan juga dapat berobat di Rumah Sakit Sardjito sambil menikmati keindahan Keraton, pantai-pantai, pijat tradisional, spa, dan sebagainya," jelas Syahril.
Lebih lanjut, Syahril juga mengungkapkan bahwa sektor pariwisata kesehatan ini tidak dapat menggunakan layanan BPJS, tetapi dapat memanfaatkan asuransi kesehatan swasta. Hal ini sejalan dengan kecenderungan masyarakat Indonesia yang memilih menggunakan asuransi swasta ketika berobat ke luar negeri.