Harga cabai rawit merah yang mencapai Rp120.000,- per kilogram membuat banyak konsumen mengurangi pembelian. Mahalnya harga cabai juga membuat pelaku usaha kuliner harus mengeluarkan uang lebih banyak. Namun, mereka tidak menaikkan harga karena khawatir diprotes pelanggan. Di Pasar Muka, Cianjur, Jawa Barat, harga cabai rawit terus naik hingga Rp120.000,- per kilogram, padahal sebelumnya berkisar Rp60.000,- hingga Rp80.000,-. Sejak pergantian tahun, harga cabai rawit merah meroket, termasuk pada cabai jenis lainnya.
Kenaikan harga juga terjadi pada jenis cabai lainnya, seperti cabai merah keriting. Para pedagang memperkirakan faktor cuaca yang tidak menentu memicu petani gagal panen, sehingga pasokan cabai terganggu. Mahalnya cabai berdampak pada menurunnya penjualan. Konsumen yang biasanya membeli dalam jumlah besar kini mengurangi pembelian. Cabai yang biasanya terjual 50 kilogram dalam sehari kini hanya terjual 30 kilogram saja. Menurut pedagang, harga cabai diperkirakan akan tetap mahal hingga akhir Januari nanti. Pedagang dan konsumen berharap harga cabai bisa segera stabil agar kebutuhan rumah tangga bisa kembali terpenuhi dengan harga yang lebih terjangkau.
Laporan terbaru menunjukkan bahwa masalah harga cabai merah tidak hanya terjadi di Pasar Muka, Cianjur, tetapi juga di wilayah lainnya. Di Sidoarjo, Jawa Timur, meskipun harga cabai rawit merah sudah mulai berangsur normal, harga di pasar tradisional masih bertahan pada kisaran Rp80.000,- per kilogram. Di pasar di Kota Kediri, Jawa Timur, harga tetap tinggi, yakni mencapai Rp80.000,- per kilogram. Fenomena serupa terjadi di pasar-pasar lain yang mengalami lonjakan harga cabai yang signifikan.