Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) baru-baru ini mengajukan permintaan yang kontroversial terkait fasilitas makan siang gratis. Permintaan tersebut menarik perhatian publik karena berhubungan dengan anggaran negara, sementara pada saat bersamaan mereka juga mengkritik potongan gaji untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Tindakan ini tidak hanya menciptakan polemik di tengah masyarakat, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang prioritas para anggota DPR dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.
Permintaan anggota DPR untuk makan siang gratis menjadi perbincangan hangat di media sosial dan berbagai platform berita. Menurutnya "kalo di kasih makan siang gratis untuk siswa priotas kan dulu luar jawa dari pada mereka di kasih makan siang gratis tapi sekolah nya tidak layak huni dan tidak layak pakai. Justru priotaskan juga gurunya gurunya bayak guru honorer 300rb-500rb sehingga kualitas tidak bisa menjamin sekolah betul betul keadaan tidak layak",ujar Dedi wahidi anggota komisi DPR V.