Beban utang global terus meningkat seiring berjalannya waktu. Pada tahun 2023, Institute of International Finance melaporkan catatan utang global sebesar $313 triliun, dengan peningkatan signifikan sebesar $15 triliun dari tahun sebelumnya.
Negara-negara berkembang, termasuk India, Argentina, China, Rusia, Malaysia, dan Arab Saudi, mengalami lonjakan signifikan dalam rasio utang terhadap GDP, dipicu oleh tingginya minat peminjaman dan peningkatan penerbitan obligasi kedaulatan internasional.
Laporan tersebut memperingatkan tentang konflik geopolitik, proteksionisme perdagangan, dan fragmentasi ekonomi, yang dapat memperparah sentimen risiko global dan memperburuk kerentanan utang.
Secara khusus, utang rumah tangga Thailand menonjol sebagai yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara, mencapai 91,6% dari GDP pada kuartal keempat tahun 2023. Di sisi lain, potensi volatilitas pasar mengintai akibat pemotongan suku bunga AS dan tekanan inflasi.
Tingginya beban utang di seluruh dunia telah menciptakan kekhawatiran yang mendalam terkait stabilitas ekonomi global. Menurut para ahli ekonomi, pengeluaran utang yang terus meningkat dapat menghambat pertumbuhan ekonomi jangka panjang, serta meningkatkan risiko krisis keuangan di berbagai negara.