Sementara itu, di India Selatan, bahasa-bahasa yang digunakan adalah bagian dari keluarga bahasa Dravida. Bahasa utamanya adalah Tamil, Telugu, Kannada, dan Malayalam. Bahasa-bahasa ini sama sekali tidak berkaitan dengan Sanskerta dan punya struktur tata bahasa serta kosakata yang sangat berbeda dari bahasa-bahasa Indo-Arya. Perbedaan linguistik ini seringkali menjadi penghalang komunikasi awal antara penduduk dari kedua wilayah jika mereka tidak fasih berbahasa Inggris.
Arsitektur dan Seni: Cerminan Identitas
Perbedaan sejarah dan budaya juga tercermin jelas dalam arsitektur dan seni. Di India Utara, arsitektur didominasi oleh gaya Mughal dan Indo-Islam, seperti yang terlihat pada Taj Mahal, Benteng Merah, dan berbagai masjid. Bangunan-bangunan ini kaya akan detail ornamen, kubah, menara, dan taman yang simetris. Seni lukis miniatur dan musik klasik Hindustan juga berkembang pesat di sini.
Di sisi lain, arsitektur di India Selatan didominasi oleh kuil-kuil Dravida yang megah dengan Gopuram (menara gerbang) yang menjulang tinggi dan dihiasi pahatan dewa-dewi yang rumit. Contohnya bisa dilihat di Kuil Meenakshi Amman atau Kuil Brihadeeswarar. Gaya ini mencerminkan kekayaan warisan Hindu kuno. Seni tari klasik seperti Bharatanatyam dan Kuchipudi, serta musik Karnatik, adalah kekayaan budaya yang berkembang pesat di selatan.
Kuliner: Perpaduan Rasa dan Rempah
Tak lengkap rasanya bicara India tanpa menyinggung kulinernya. India Utara punya kuliner yang seringkali menggunakan lebih banyak produk susu (ghee, yogurt), roti (naan, roti, paratha), serta pengaruh masakan Persia dan Mughal. Kari di utara cenderung lebih kental, berbasis krim atau tomat, dan bumbu rempahnya lebih dominan rasa garam masala. Hidangan seperti butter chicken, biryani, dan tandoori sangat populer di sana.